Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ,Proklamasi dan Perumusan
Pancasila Dasar Filsafat Negara UUD 1945
“A. Sejarah Indonesia Sebelum Kemerdekaan”
I.Kedatangan Bangsa Bangsa Eropa
1.
Masa Bangsa Portugis
Sebelum merdeka,
negara Indonesia merasakan pahitnya penjajahan oleh beberapa negara asing.
Dimulai dari Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509.
Portugis berhasil menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511 yang dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque. Setelah menguasai
Malaka, portugis mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate. Bangsa Indonesia
melakukan berbagai perlawanan terhadap Portugis. Salah satu perlawan yang
terkenal adalah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa
(sekarang Jakarta). Fatahillah berhasil memukul mundur bangsa Portugis dan
mengambil kembali Sunda Kelapa. Setelah itu nama Sunda Kelapa diubah oleh
Fatahillah menjadi Jayakarta.
2.
Masa Bangsa Spanyol
Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa
yang lain untuk ikut mencari untung. Kalau Portugis lebih memusatkan perhatian
di Ternate, Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah
persaingan antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku. Spanyol kemudian
membangun benteng di Tidore. Pembangunan benteng ini semakin memperuncing
persaingan persekutuan Portugis dan Ternate dengan Spanyol dan Tidore. Akhirnya
pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis
melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang dibangun Spanyol di
Tidore dapat direbut oleh persekutuan Ternate dan Portugis.
Portugis dan Spanyol menyadari kerugian yang
ditimbulkan akibat persaingan itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun
1534 keduanya menyepakati diadakanlah Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu
antara lain;
1.
Maluku menjadi daerah
pengaruh dan kegiatan Portugis
2.
Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina
Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan
Portugis di Maluku. Dalam melaksanakan monopoli perdagangan, Portugis juga
memiliki ambisi untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya, rakyat
dan raja Ternate kemudian menentang Portugis.
3.
Masa Pemerintahan penjajah Belanda
Masa penjajahan
Portugis berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia. Belanda
masuk ke Indonesia melalui Banten di bawah pimpinan Cornelius de
Houtman. Belanda ingin
menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia dengan mendirikan Verenigde
Oostindische Compagnie (VOC) di Banten pada tahun 1602. Karena pasar di Banten mendapat
saingan dari pedagang tionghoa dan inggris maka kantor VOC pindah ke Sulawesi
Selatan. Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan Hasanuddin.
Setelah berpindah-pindah tempat, akhirnya VOC sampai d Yogyakarta. Di
Yogyakarta, VOC menandatangani perjanjian Giyanti yang isinya adalah Belanda
mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga
memecah kerajaan Mataram menjadi Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Lalu, akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1800 setelah Belanda kalah
dari Perancis.
Setelah VOC
dibubarkan, penjajahan Belanda tidak berhenti. Belanda menunjukDaendels sebagai gubernur jenderal hindia belanda. Pada
masa Deandels, masyarakat Indonesia dipaksa untuk membuat
jalan raya dari Anyer sampai Panarukan. Namun masa pemerintahan Daendels tidak berlangsung lama dan digantikan oleh Johannes van
den Bosch. Van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa (cultuur
stelsel). Dalam sistem tanam paksa, setiap desa harus menyisihkan sebagian
tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil
tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah
dipastikan (20%) dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
4.
Masa Pemerintahan penjajah Jepang
Setelah 350 tahun Belanda menguasai Indonesia,
pemerintahan Belanda di Indonesia digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda
menyerah tanpa syarat kepada jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8
maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17
agustus 1945. Di Indonesia, Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi
yang dibuat Jepang antara lain adalah PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan
Indonesia buatan Jepang), PUTERA, Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang
disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang
tidak jauh berbeda dengan Negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara
imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai Negara imperialis baru,
Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan
pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi
sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti kemajuan
industry apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan
harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas. Dengan demikian,
jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk
menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, pengakuan sebagai
‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan
dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di
Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa
Indonesia mengalami kesengsaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar